recent posts

Ingin Berhasil Belajar Secara Mandiri? Ini Kesalahan-kesalahan Umum yang Wajib Dihindari

 


Pandemi yang terjadi sejak setahun belakangan tentu membawa banyak perubahan dalam kehidupan kita. Mulai dari kebiasaan sehari-hari, cara bekerja, cara berinteraksi dengan orang lain, hingga cara belajar. Kondisi saat ini pun begitu mendukung untuk belajar secara mandiri melalui internet.

Tak heran jika kursus online dan konten-konten tutorial jumlahnya semakin banyak. Bahkan berkali-kali lipat banyaknya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Demi mengisi waktu luang atau menambah keterampilan baru, tak sedikit yang tertarik untuk belajar melalui kursus daring dan tutorial-tutorial tersebut. Banyak yang berhasil meningkatkan keterampilan bahkan penghasilan dari hasil belajar sendiri. Namun, banyak juga yang gagal.

Nah, dalam artikel ini akan kita kupas mengapa belajar sendiri bisa gagal, terutama bagi pemula. Inilah kesalahan umum belajar secara mandiri yang wajib kamu hindari.

Belajar Tanpa Niat

Pernah nggak, kalian belajar sesuatu cuma karena iseng, pengen tahu, lagi gabut, atau karena mumpung ada kursus gratis?

Biasanya, setelah itu kursus yang diikuti juga nggak menghasilkan karya apa-apa. Paling bagus cuma nambah pengetahuan dan waktu luang yang ada jadi terisi.

Supaya di akhir pembelajaran atau bahkan selama proses belajar kamu bisa menghasilkan sesuatu, milikilah niat yang strategis.

Maksudnya, jangan hanya belajar hanya karena ingin belajar saja. Sebelum menentukan ingin belajar apa, cobalah menata niat dulu. Misalnya, niat untuk bisa nambah penghasilan dari keterampilan itu, ingin menaikkah nilai jual karya, atau ingin naik pangkat di tempat kerja.

Sama seperti beribadah shalat misalnya. Kalau niatnya cuma mau shalat aja, kemungkinan besar kita jadi terjebak dengan ritual rutin yang begitu-begitu saja. Namun, jika niatnya shalat karena ingin hati tenang, ingin bisa komunikasi sama Allah, ingin dosanya diampuni, pasti perasaan selama menjalaninya berbeda dan hasilnya juga berbeda.

Terjebak pada Alat

Biasanya ini terjadi pada pemula yang mau belajar. Contohnya, ketika mau belajar fotografi, belum apa-apa sudah bingung, bagusnya kamera DSLR apa mirrorless? Bagusnya merek Canon apa Nikon? Lensa kit atau lensa beli sendiri? Atau ketika belajar bikin podcast sibuk mikir mau pakai mic clip on atau mic kondenser? Mau belajar menggambar, bingung mau beli drawing pen, pensil, atau pen tablet sekalian. Mau belajar nge-blog, yang dipusingkan masalah nggak punya laptop.

Akhirnya, nggak jadi belajar karena kebanyakan nonton review perbandingan mana alat yang terbaik atau menunda belajar karena merasa belum punya alatnya. Padahal cara terbaik untuk belajar, apalagi sebagai pemula, ya pakai alat yang ada dulu.

Belajar fotografi nggak harus ada kamera, bisa pakai smartphone. Belajar ngeblog atau nulis online nggak harus punya laptop, bisa belajar di warnet dulu. Nanti lama-lama kalau sudah menghasilkan uang dari mempraktikkan hasil belajar secara mandiri, baru beli peralatan atau meningkatkan spesifikasi ke alat yang lebih bagus.

Terlalu Banyak Tutorial, Praktek Nol

Terasa nggak, ketika nonton tutorial kok sepertinya mudah, begitu ya? Dan itu nagih banget. Selesai nonton tutorial ini, lanjut tutorial yang lain. Belum praktek, tapi rasanya sudah bisa. Ya, memang nonton tutorial bisa menghasilkan ilusi seperti itu.

Misalnya, sedang belajar mendesain kartu ucapan dari Studio 6062. Ketika menonton tampaknya mudah, tetapi begitu video ditutup kemudian mencoba, barulah terasa kalau sebenernya kita perlu latihan agar benar-benar bisa.

Belajar apa pun, apa lagi keterampilan yang menuntut banyak latihan seperti menulis, menggambar, memotret, dan mengedit video, tidak akan bisa kalau kamu hanya mengoleksi tutorial, e-book, dan video-video rekaman dari kursus online yang kamu ikuti.

Kuncinya cuma satu, kurangi tutorial, perbanyak praktek, sampai paham dan lancar.

Terlalu Banyak Koleksi

Ini masih ada kaitan dengan poin sebelumnya. Biasanya pemula ketika belajar sesuatu, rajin banget beli buku-buku, CD, flasdisk tutorial, atau beli membership belajar online. Akan tetapi, semua cuma jadi koleksi, bukan untuk dipelajari.

Contohnya, ketika belajar bahasa Inggris segala macam kamus, buku percakapan, buku latihan grammar, dan buku kumpulan kosakata dibeli, tetapi hanya dilihat-lihat sekilas lalu ditumpuk. Belajar motret rajin mengumpulkan majalah, buku foto, sampai CD karya foto dari para fotografer ternama, tetapi tidak pernah berlatih. Jika begitu, janganlah berharap hasil fotonya akan sebagus contoh dalam koleksimu.

Belajar secara mandiri memang memberikan kita kebebasan dalam hal waktu dan mencari sumber materi. Namun, di sisi lain kita bagaikan berjalan di tengah belantara. Apalagi belajarnya di internet, kita akan mudah sekali tergoda oleh iklan, video yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran, bahkan hal menarik lain untuk dipelajari.

Imam Syafii pernah berkata, orang yang tidak mau merasakan lelah belajar, pasti akan merasakan perihnya kebodohan.

Buat saya, belajar memang pahit, tetapi lebih pahit lagi ketika belajarnya tidak menghasilkan apa-apa karena melakukan kesalahan-kesalahan di atas.

Coba renungkan lagi, kira-kira kenapa kamu mulai belajar sudah lama, tetapi kemampuannya belum berkembang atau malahan koleksi tutorial saja yang bertambah.

Semoga kita semakin bijak lagi tentang strategi belajar. Belajar secara mandiri bisa gratis, tetapi waktu, tenaga, listrik, dan napas yang kita habiskan sebenarnya juga merupakan alat tukar yang nanti akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Setuju?

Ingin Berhasil Belajar Secara Mandiri? Ini Kesalahan-kesalahan Umum yang Wajib Dihindari Ingin Berhasil Belajar Secara Mandiri? Ini  Kesalahan-kesalahan Umum yang Wajib Dihindari Reviewed by Tyas Maulita on May 04, 2021 Rating: 5

No comments:

Panduan Lengkap Wisuda di Kampus UT Pusat Pondok Cabe

  Mendapat undangan wisuda di Universitas Terbuka (UT) Pusat adalah kebanggaan tentunya merupakan kebanggaan tersendiri. Pasalnya, tidak sem...

Powered by Blogger.