recent posts

Menulis Menyerlahkan Kecantikanmu



Judul             : Duhai Perempuan, Menulislah Agar Engkau Semakin Cantik 
Penulis           : Reni Nuryanti
Penerbit         : Tiara Wacana, Yogyakarta
Tahun terbit   : 2011
Tebal              : xvi + 176cm

Menilik dari tampilan luar, desain buku ini nampak bersahaja. Dengan dominasi warna putih pada latar belakang dan tulisan judul berwarna ungu, saya hampir mengira isinya sesederhana sampulnya. Menurut sinopsis di halaman belakang, buku ini diarahkan untuk mendongkrak kesadaran inner beauty perempuan bagi menyelami dunia menulis.

Sebelum melahap setiap bab yang ditawarkan dalam buku ini -sebagaimana kebiasaan jika berhadapan dengan buku nonfiksi- saya memindai sekilas daftar pustaka dan biodata penulisnya. Reni Nuryanti, sang penulis yang merupakan lulusan pascasarjana UGM pada jurusan sejarah, dengan sederet prestasi, publikasi karya ilmiah dan deretan buku karyanya, memantik rasa penasaran untuk merasuki bukunya lebih jauh.

Dibuka dengan sapa pada bab ke-1, "Duhai Perempuan, Menulislah" sampai akhir buku, penulis menempatkan diri dalam posisi sedang bercakap dengan pembaca. Pada bagian awal ini penulis menghangatkan minda pembaca dengan ungkapan, menulis bukan hanya seni memahat kata, melainkan menciptakan nilai.

"Menulis bukan hanya mengatasi lapar dan dahaga pikiran terhadap ilmu pengetahuan, melainkan sekaligus memberi pencerahan kepada manusia tentang Allah, sekaligus sebagai wakil tafsir terhadap ayat kauniyah dan kauliyah-Nya," demikian sesi pemanasan yang disuguhkan penulis, sehingga saya tak meletakkan buku ini sebelum habis membacanya. 


Menulis pada dasarnya merupakan langkah menyifati keempat sifat Rasulullah, yakni shiddiq atau benar, tabligh atau menyampaikan, amanah atau tepercaya, dan fathanah atau cerdas. Menyampaikan kebenaran dengan jujur dengan landasan ilmu menjadi landasan para pejuang pena dalam berkarya. Seperti Imam Bukhari yang telah menulis 18 kitab hingga akhir hayat beliau dan Imam Muslim, 11 kitab yang semuanya masih menjadi rujukan sampai hari ini.

Di barisan pejuang pena Tanah Air, ada Kuntowijoyo, sejarawan UGM yang piawai mengolah data, fakta, dan hikmah dalam karya sastra, semisal salah satu novel terkenal beliau yang berjudul Wasripin dan Satinah. 

Jangan malu menyisipkan agama, pernyataan ini tanpa ragu dikupas oleh penulis. Dengan menukil ungkapan Kartini "Hanya orang-orang gila yang hanya memaknai Al Quran dari kulitnya". Ungkapan dari Kartini lahir dari kekecewaannya mengapa -pada masa itu- Al Quran terlalu suci untuk disentuh, sebagaimana suratnya kepada Stella. 

Padahal manusia hanya bisa memahami kitab suci dengan membaca dan mencari tafsirnya melalui usaha belajar. Maka setelah Kartini belajar Al Quran kepada Kyai Soleh Darat, ia mulai memasukkan nafas agama ke dalam tulisan-tulisannya hasil dari perenungan dan pendalaman yang serius. 

Melalui permainan kata yang mampu mengajak pembaca merenungi isi setiap bab-nya, penulis memasukkan beberapa poin penting yang harus dipersiapkan oleh seorang perempuan sebelum dan ketika mulai menulis. 

Motivasi, menduduki poin tertinggi yang harus dibangun sebelum memulakan langkah. Motivasi diibaratkan kekuatan yang dapat merentangkan busur untuk meluncurkan anak panah, sedangkan tindakan dimisalkan anak panah yang sedang melaju ke arah sasaran.

Psikis, berada di urutan kedua. Kondisi psikis harus benar-benar stabil sebelum menuangkan pemikiran ke dalam tulisan. Kestabilan psikis ini dapat dicapai dengan cara yang sudah diajarkan dalam Islam, yaitu salat. Gunakan salat semaksimal mungkin untuk bermeditasi, memusatkan pikiran hanya kepada Allah. Bersuci sebelum menulis juga dianjurkan agar diri dan pikiran benar-benar bersih sebelum menulis.

Fisik, juga merupakan aspek harus diperhatikan. Penjagaan fisik diperlukan untuk mendapatkan badan yang sehat dan kuat, agar dapat menuangkan pikiran dalam wujud tulisan dengan sebaik-baiknya. Tidak dimungkiri bahwa fisik perempuan cenderung rentan terhadap sakit, tetapi sakit itu merupakan proses yang bisa dilewati.

Sementara di urutan terakhir yaitu materi. Menghasilkan karya memerlukan biaya, dari proses penulisan hingga sampai ke tangan pembaca. Mulai dari biaya mencari sumber, biaya kertas, pena, listrik, kuota internet, hingga transportasi ke tempat penerbit. Termasuk biaya yang dikeluarkan untuk membeli buku panduan menulis, mengikuti pelatihan, dan belajar secara privat kepada ahlinya. 

Terakhir, penulis mengimbau kepada pembaca agar menyederhanakan gaya hidup dan memperkaya diri dengan karya. Atas banyak pertimbangan bahwa setiap detik waktu yang digunakan di dunia akan dihisab, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain, menyampaikan kebenaran adalah tanggung jawab setiap muslim, dan menulis adalah bentuk usaha menyelamatkan peradaban.

Buku ini setebal 176 halaman ini kaya dengan kutipan dan pernyataan yang disampaikan dengan bahasa sangat mengena. Intinya, kepekaan dalam memandang, ketajaman perasaan, kelembutan, ketenangan, dan kemampuan mengelola rasa sakit dalam diri perempuan bisa menjadi alat ampuh untuk mempersenjatai tulisan menjadi karya yang hebat. Betapa indah jika perempuan menyadari dan mampu menunjukkan inner beauty yang dimiliki dalam tulisannya.

Menulis Menyerlahkan Kecantikanmu Menulis Menyerlahkan Kecantikanmu Reviewed by Tyas Maulita on February 07, 2018 Rating: 5

2 comments:

Panduan Lengkap Wisuda di Kampus UT Pusat Pondok Cabe

  Mendapat undangan wisuda di Universitas Terbuka (UT) Pusat adalah kebanggaan tentunya merupakan kebanggaan tersendiri. Pasalnya, tidak sem...

Powered by Blogger.