Penasaran, tuntutan
capaian akademik, dan tuntutan pekerjaan ialah alasan terbesar seseorang mulai belajar
bahasa asing. Di awal, biasanya sangat bersemangat. Segala metode dicoba dan
segala sumber belajar dikorek dengan harapan bisa mahir dalam waktu singkat.
Namun, tak jarang semangat
kembali melempem karena kemampuan bahasa tidak berkembang, kehilangan motivasi,
dan bosan. Akhirnya tutup buku untuk selamanya. Bak kata pepatah, bagai bunga
mekar tak jadi, belajar hanya setengah-setengah, ilmunya pun tak memadai.
Lalu, apa saja
penyebab gagal belajar bahasa asing yang biasa dialami oleh pemelajar pemula
dan bagaimana cara mengatasinya? Berdasarkan pengalaman pribadi dan sedikit
rujukan, saya akan mengulasnya di sini.
Tidak Tahu Tujuan Belajar Bahasa Asing
Ingin menguasai
bahasa asing belum cukup untuk disebut sebagai sebuah tujuan belajar.
Setidaknya, sebelum belajar bahasa, tentukan dulu apakah tujuanmu ingin bisa
berkomunikasi dalam bahasa tersebut ataukah ingin menjadi ahli bahasa.
Tentu beda tujuan
menjadikan cara belajarnya akan berbeda. Misanya, jika ingin belajar bahasa
Inggris untuk komunikasi sehari-hari, maka cukuplah grammar dasar dan ungkapan yang lazim digunakan sehari-hari. Lain
halnya jika ingin jadi ahli dalam ilmu bahasa Inggris, kamu harus kuliah bahasa
dan sastra Inggris ataupun kursus intensif sampai seluk beluk bahasa
sedalam-dalamnya.
Ingin Cepat Lancar
Tertarik dengan suatu
bahasa, biasanya langsung suka menonton video atau mendengarkan podcast dalam bahasa tersebut. Kemudian
terpesona dengan cara mereka ngomong
sambil membatin, “Kapan ya, aku bisa lancar begitu?”
Ini normal, tetapi
perlu disadari bahwa belajar bahasa perlu proses yang panjang. Bahkan, sesekali
perlu kembali belajar di level dasar untuk menyegarkan kembali kemampuanmu.
Mempelajari bahasa yang bukan bahasa ibu kamu, perlu kesabaran dan ketelatenan.
Belajarlah
menggunakan metode seperti anak kecil yang baru belajar berbahasa. Mulai dari
mengenal huruf, mengeja, belajar cara pengucapan, hingga kosa kata sederhana. Di
awal belajar, jangan malu menggunakan buku anak-anak atau menonton tayangan
video untuk anak. Pasalnya, materi belajar untuk anak-anak disajikan
pelan-pelan dan mudah dicerna oleh pemula.
Kamu pun tak perlu
takut kalau bahasamu tidak punya aksen seperti penutur asli. Asalkan masih bisa
dipahami ketika bicara, tak masalah menggunakan aksenmu sendiri sambil belajar.
Jangan pula karena takut salah tata bahasa, kamu jadi takut menggunakan bahasa
yang kamu pelajari. Ingat, kunci sukses belajar bahasa ialah mempraktekkannya.
Tak
perlu buru-buru dan jangan malu meminta koreksi dari orang yang sudah mahir
ataupun penutur asli.
Tidak Punya Motivasi yang Kuat
Jika kamu sebuah
kendaraan, motivasi yang kuat ibarat bahan bakar. Tanpa motivasi yang kuat, belajar
bahasa asing yang kamu jalani sangat mungkin mogok di tengah jalan. Temukanlah
alasan mengapa kamu mempelajarinya, bayangkan apa yang akan terjadi jika kamu
tidak dapat menggunakannya, dan tentukan seberapa penting bahasa itu buatmu.
Jika motivasimu hanya
sekadar penasaran atau hobi, mungkin suatu ketika akan bosan dan memutuskan
berhenti. Cobalah kuatkan motivasi dengan yakin bahwa bahasa apa pun itu baik karena
semuanya ciptaan Allah. Mungkin saat ini belum bermanfaat untukmu, tetapi di
kemudian hari mungkin ada hal besar yang bisa kamu lakukan dengan itu. Jadi,
selama ada ingatan tentang Allah dalam apa yang kamu pelajari, insyaallah jadi
ibadah.
Enggan Berinvestasi
Bila salah satu
motivasimu belajar bahasa asing ialah karena dapat beasiswa kursus gratis atau
mumpung ada teman yang bisa mengajari tanpa harus bayar, bersiaplah karena
gratis itu tak selamanya. Kamu harus bersiap menginvestasikan waktu dan uang
ketika jatahmu habis, misalnya dengan mengikuti kelas berbayar atau membeli
buku-buku dan video materi pembelajaran untuk belajar secara mandiri.
Pengalaman nih, dulu
saya pun berhenti belajar bahasa Arab karena hilang kontak dengan teman yang
jadi tutor saya. Akhirnya setelah termotivasi kembali untuk belajar, rela juga
keluar biaya untuk beli buku dan ikut kelas online berbayar. Sebetulnya, belajar
sendiri pun tidak gratis juga. Kamu perlu mengalokasikan waktu, paket data, dan
buku untuk mencatat misalnya. Ya bukan?
Kalau
semuanya mau gratis dan datang sendiri kepada kamu, jangan berharap akan pandai.
Tidak Berpendirian
Ketika kita
‘ketahuan’ belajar bahasa asing, entah dari keluarga, teman-teman, atau bahkan
orang tak dikenal pasti ada yang mengecilkan kita. Misalnya dengan bertanya,
“Yakin mau belajar bahasa Inggris, bahasa Jawa aja belepotan kok?”, “Kebanyakan
gaya deh, ngomong bahasa Korea, memangnya kamu hidup di mana?”, “Belajar kok
bahasa Prancis? Kenapa nggak Arab saja?”
Wajar kalau kata-kata
semacam itu menyurutkan niatmu, tetapi jangan sampai berhenti belajar karena
komentar orang lain. Kembali ke pernyataan di poin nomor tiga. Semua bahasa itu
baik tanpa perlu dibanding-bandingkan.
Belajar bahasa asing
itu memang kadang menyenangkan, kadang membosankan, tergantung suasana hati.
Namun, bila sudah mulai hilang keinginan belajar, coba gali lagi motivasimu.
Sayang kan, waktu dan tenaga yang sudah dihabiskan untuk belajar sampai tahap
itu? Memang tidak ada yang sia-sia, tetapi memulai dari awal lagi pastinya sangat
berat ketika kamu sudah lama berhenti.

No comments: