Toko buku bekas satu ini berada di Pasar Seni, Kuala Lumpur, tapi mungkin banyak masyarakat Indonesia yang tak mengetahui keberadaannya. Toko buku Popular yang tak jauh dari Pasar Seni, mungkin lebih familiar, karena letaknya berdekatan dengan Jalan Petaling dan stesen LRT Pasar Seni.
Untuk mencapai toko ini, rute mudahnya yaitu melalui pintu samping bangunan Pasar Seni, berseberangan dengan Jalan Kasturi. Bookstore, begitu saja yang tertera pada plang nama yang tertampal di atas rolling door toko. Posisinya berhadapan dengan toko yang menjual souvenir khas Kuala Lumpur, dan di samping kedai parfum (kalau belum berubah).
Seorang lelaki sekira 50 tahunan, berbangsa India yang mengelola toko ini, sesekali bersama rekannya. Beberapa kali mengunjungi toko ini, suasananya tak terlalu ramai. Tumpukan novel memenuhi rak-rak dalam kedai berukuran sekitar 5x6 meter ini. Kebanyakan adalah novel berbahasa Inggris. Ada koleksi beberapa buku dalam kondisi baru. Selain, buku bekas yang masih dalam kondisi layak. Tak sedikit juga buku-buku yang ditumpuk begitu saja di lantai, pengunjung pun bebas memilih buku di kawasan tersebut
Di bagian depan toko, ada rak khusus untuk majalah dan koran yang juga berbahasa Inggris. Di antara koleksi majalah populer ada di sana, seperti National Geographic dan Practical Photography.
Keunikan toko buku ini, ialah pada transaksi buku-buku bekas yang tersedia. Pengunjung dapat membeli buku, kemudian memilih untuk memiliki selamanya, atau menjual kembali ke toko itu. Harga jual tentu saja lebih rendah daripada harga beli. Saya pernah membeli novel Treasure Hunt-nya John Lescroart, seharga RM 12, yang harga jual kembalinya senilai RM 6, dengan syarat harus kembali maksimal 10 hari setelah pembelian. Uncle pemilik toko, menulis tanggal dan harga buku setelah kesepakatan dengan pembeli, di halaman sebalik cover muka. Ringkas, tanpa resit, tanpa key in data di komputer. Bisa ditebak, buku yang berulangkali berpindah tangan dari toko ke pembaca, pasti penuh coretan marker permanent pada halaman itu.
Selain itu, saya pernah mendapatkan The Kite Runner seharga RM 16, kondisi masih bagus, tanpa lipatan, padahal harga buku barunya mencapai RM 50. Bila berhasil mendapatkan buku yang diinginkan dengan harga murah, tentu saja sangat beruntung. Sebagaimana kita tahu, novel berbahasa asing memang tergolong mahal dibandingkan novel karya penulis lokal.
Hal menarik lain di toko buku ini, pengunjungnya kebanyakan ialah wisatawan asing, yang berbackpacker di sekitaran pusat kota Kuala Lumpur. Umumnya, mereka menginap di hotel dan penginapan di kawasan Jalan Petaling dan Jalan Pudu. Selebihnya adalah pelajar dan warga lokal, yang mayoritas berbangsa Cina dan India. Mengunjungi toko buku ini, menambah nilai plus. Selain mendapat buku dengan harga murah, bisa juga mengasah kemampuan berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.*
Toko Buku Bekas di Kuala Lumpur yang Menarik, Ini Salah Satunya
Reviewed by Tyas Maulita
on
November 20, 2017
Rating:
No comments: