Dewasa ini, akses terhadap buku sebagai bahan bacaan semakin luas terbuka. Perpustakaan telah mulai diberdayakan di pelosok kampung dan desa. Taman bacaan pun telah banyak diusahakan oleh komunitas-komunitas dan individu pegiat literasi agar mendorong terwujudnya masyarakat seneng maca.
Tak kurang juga peran swasta dalam menumbuhkembangkan kecintaan terhadap buku dan kegiatan membaca.
Bazar buku murah juga kerap digelar untuk menggalakkan masyarakat membeli dan memiliki buku sendiri.
Kini masalahnya tinggal minat dan kemauan membaca yang ternyata belum seiring dengan tumbuhnya fasilitas yang ada. Buku masih menjadi pilihan ke sekian dalam mengisi waktu ketimbang gawai dan kegiatan lain. Malah tidak sama sekali bagi sesetengah orang.
Bersyukurlah Anda yang sudah lama memupuk sikap seneng maca atau baru saja menumbuhkan minat terhadap buku. Saya sendiri termasuk orang yang tumbuh dengan minat baca sehingga merasa bahagia ketika buku ada dalam genggaman.
Oleh karena itu, kebahagiaan dari kesenangan membaca ini mesti ditularkan kepada orang-orang terdekat.
Bagaimana Membaca Membuat Saya Bahagia?
Ke mana pun bersama buku |
Tak ketinggalan, tokoh Harry Potter rekaan J.K. Rowling juga menemani saya selama masa sekolah. Sosok Harry, Hermione, dan Ron Wesley membawa saya seolah turut berpetualang menghadapi teror Voldemort.
Hingga di saat-saat mulai menjelajahi rak buku sastra, saya pun merasa sezaman dengan Hayati dan Zainuddin lewat Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Merasa turut dalam kericuhan keracunan masal tempe bongkrek dalam Ronggeng Dukuh Paruk, dan merasa menjadi saksi kasih tak sampai antara Siti dan Samsul Bahri lewat Siti Nurbaya.
Seterusnya, melalui membaca A Thousands Splendid Suns karya Khaled Hosseini saya memahami konflik yang terjadi di Afganistan, melalui Norwegian Wood-nya Haruki Murakami, saya mendapati diri semakin menyukai kebiasaan berjalan kaki, dan dari buku Ranah 3 Benua buah karya Ahmad Fuadi, saya merasa terlecut memperjuangkan cita-cita.
Lusinan buku yang saya baca dari berbagai genre dan penulis memberi warna dan pengalaman berbeda. Bahkan satu buku yang dibaca berulang, bagi saya menambahkan kesan yang sebelumnya tidak saya dapati.
Bahagianya seorang pembaca buku yang saya rasakan adalah seperti bahagianya pecinta yang bertemu kekasihnya. Sampailah kesempatan bertemu dan bertegur sapa dengan para penulis (yang sebelumnya hanya saya kenali lewat buku) pun datang. Memiliki buku langsung dari tangan mereka adalah hadiah terbaik bagi saya.
Jurus Menggiring Cinta Kepada Buku
![]() |
Orang Indonesia Kok Dilawan, salah satu buku antologi bersama SPN Malaysia |
Mulai dengan mendengarkan mereka bercerita. Kemudian sampai pada giliran saya, saya akan menggiring topik yang mereka sukai ke buku relevan yang pernah saya baca. Sebuah keuntungan jika ternyata saya memiliki buku itu. Dengan percaya diri, saya menawarkan meminjaminya.
Bukan semua orang mempan dengan persuasi yang saya praktikkan dengan jurus upline MLM merayu calon member ini. Saya akan gunakan kesempatan berikutnya untuk membuat dia membawa pulang buku yang saya ajukan.
"Tak apa, jangan terburu-buru mengembalikan. Mungkin hari ini kamu pandangi dulu kulitnya. Besok kamu jadikan objek foto, kemudian kamu tidur bersamanya. Hari berikutnya kamu pasti membacanya."
Jurus ala hipnotis ini saya lakukan dalam usaha membuat orang percaya bahwa dirinya juga suka membaca.
Jurus lain yang saya gunakan yaitu memberi hadiah buku. Saya menulis dalam beberapa buku antologi dan menyimpan banyak naskah buku di rumah. Sengaja tidak dijual, untuk memberikan hadiah spesial bagi orang-orang tertentu.
Cara ini cukup efektif membuat mereka bertanyakan kapan buku selanjutnya dirilis.
Jurus yang terakhir, saya membawa lebih dari satu buku ke mana pun bepergian. Dalam satu komunitas yang saya ikuti, saya berusaha membuat seorang yang berpengaruh untuk turut mencintai buku. Cara ini lambat laun akan menyebabkan anggota komunitas yang lain terangsang untuk memiliki ketertarikan terhadap buku.
Kesimpulannya, bagi orang-orang yang mencintai buku dan membaca, kebahagiaan tidaklah jauh. Bahkan aroma buku yang baru dibuka plastiknya saja sudah memompa bahagia.
Buku harus menjadi
kapak untuk menghancurkan kebekuan dalam diri manusia, demikian kata seniman Jerman, Franz Kafka. Umur kita tidak akan cukup untuk mengalami berjuta peristiwa, langkah kita takkan sampai untuk menjelajahi setiap jengkal tanah di muka bumi, dan kita tak mungkin kembali ke masa lalu untuk mengenal kisah lampau. Oleh karena itu, kita mesti seneng maca dan mencintai buku.
Selamat Ulang Tahun untuk Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonosobo yang ke-28. Semoga dengan fasilitas yang semakin baik, membuat citra perpustakaan sebagai gudang buku yang sepi dan menakutkan, menjadi gudang ilmu dan pusat pemberdayaan masyarakat.
*Postingan artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog #WonosoboSenengMaca
Saya dan Kamu Seneng Maca, Jurus Mengajak Orang Lain Mencintai Buku
Reviewed by Tyas Maulita
on
February 26, 2018
Rating:
No comments: