recent posts

Fotografi Pakai Etika

Siluet, Pantai Puteri, Melaka (pemeran disamarkan).

Kamera dengan fitur canggih kini bukan lagi eksklusif milik fotografer. Siapapun bisa memiliki beraneka ragam jenis kamera sesuai budget dan kebutuhan. Ditambah dengan kemudahan akses menyebarkannya menjadi semakin banyak orang menyukai kegiatan fotografi. 

Dalam kegilaan menekuni hobi satu ini, tidak sedikit dari kita yang mengabaikan aspek etika. Ini bukan patokan baku atau aturan khusus. Akan tetapi, kamu juga pasti setuju kalau memotret harus pakai etika alias sopan santun.


Ketika memotret secara candid, pastikan keadaan subjek foto tidak akan membuat mereka marah jika mengetahuinya, misal ketika sedang ngupil. Apa jadinya bila foto itu tersebar ke seluruh dunia akibat perbuatan kita?


Foto candid yang sopan.
Beberapa dari kita mungkin pernah ketemu orang yang sangat cute ketika traveling ke suatu tempat. Maka dengan nafsu motret yang menggebu-gebu, langsung membidikkan kamera ke wajahnya. Jepret!! Walhasil ekpresi wajah cute-nya berubah menjadi singa lapar akibat tidak terima difoto tanpa ijin. Alangkah berbudinya jika kita minta ijin dulu, ya kan?

“May I take your picture Brother?”, Kan enak sii..
"Boleh minta fotomu?"

Pernah? pengen banget memotret seseorang kemudian ia tidak mau. Ya sudah, jangan memaksa. Toh banyak subjek lain yang tak kalah indah. Apalagi jika itu seorang anak kecil, kamu buat nangis gara-gara maksa mau memotret dia. Salah-salah malah kita yang dimarahin emaknya. Jika harus banget memotret orang di jalanan, sebisa mungkin apapun yang menunjukkan identitasnya disamarkan. Apalagi jika di-publish di media.

Ini juga point penting. Jangan berfoto dengan barang yang bukan milik kita tanpa ijin. Contoh lah ya, ada Rolls Royce parkir di depan rumah kamu, terus langsung foto-foto di sana. Sebelum kamu menekan shutter, mobilnya sudah tancap gas, kan maluu. Terus, ketika kamu di pasar dan melihat properti cantik misal topeng atau kacamata. Sambil coba-coba, selfie pula dengan properti tersebut. Tunggulah sampai penjualnya marahin kamu dan membuat kamu terpaksa membeli barang yang sudah dipegang!

Properti milik sendiri.
Terakhir, sharing  foto sudah bukan perkara susah buat kita. Melalui media sosial, semacam facebook, whatsapp, instagram, twitter dan lain-lain, kita bisa menyebar hasil jepretan ke seantero jagat raya. Namun, ingatlah nama baik kita dan subjek foto di dalamnya. Jangan gara-gara ingin naikin popularitas, gambar-gambar orang lain yang nggak pantes dilihat kamu sebarkan. Kalaupun mereka minta, ya kirimi saja satu-satu biar nggak melanggar privasi. Biar mereka putuskan sendiri mau diupload apa enggak.

Ya, sedikit sharing soal etika. Siapapun kita, karya kita bakal lebih dihargai bila membuat dan menyebarkannya secara beradab. Pasti setuju kan?
Fotografi Pakai Etika Fotografi Pakai Etika Reviewed by Tyas Maulita on February 20, 2015 Rating: 5

No comments:

Panduan Lengkap Wisuda di Kampus UT Pusat Pondok Cabe

  Mendapat undangan wisuda di Universitas Terbuka (UT) Pusat adalah kebanggaan tentunya merupakan kebanggaan tersendiri. Pasalnya, tidak sem...

Powered by Blogger.